TRAIN TO BUSAN
- Dwi Yulianti D
- Mar 25, 2018
- 2 min read

Train To Busan merupakan salah satu film yang produksi oleh negara Korea yang pada akhirnya tembus di Indonesia. Train to Busan... ternyata tentang zombie gaes wey zombie..
Satu-satunya hal yang selalu bikin gue merinding kalo nonton, entah film world war z atau warm bodies even film warm bodies lebih better tingkat ketegangannya dibanding world war z.
Train To Busan diperankan oleh aktor ternama drama korea yaitu Gong Yoo, ayo kaum hawa mana suaranya nih! wakakakkaka. Pada film ini Gong Yoo berperan menjadi Seok Wa yang merupakan seorang ayah yang bekerja keras hingga harus berpisah dengan sang istri dan tidak memiliki cukup waktu untuk anak semata wayangnya. Ia bekerja disebuah perusahaan besar, yang ternyata menjadi penyebab munculnya sebuah virus zombie yang melanda Korea Selatan.
Perjalanannya dimulai saat ia hendak mengantar anaknya Soo-an yang ingin mengunjungi Ibunya di Busan, mereka berangkat pagi sekali dengan menggunakan kereta cepat. Keanehan-keanehan mulai terjadi saat mereka dalam perjalanan menuju stasiun lalu ditambah dengan kericuhan yang terjadi di stasiun saat kereta mereka mulai melaju. Tanpa sadar salah seorang perempuan menerobos masuk ke dalam kereta yang ditumpangi oleh Seok Wa, ternyata perempuan itu sudah terkena virus zombie dan menjadi awal penyebab ketegangan situasi di kereta menuju Busan.

Sumber: Google
Ketegangan dalam penyebaran virus zombie di dalam kereta pun mulai terjadi, dan membuat semua orang panik berlarian karena tidak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.
Satu persatu berubah menjadi zombie, dan hanya tinggal beberapa orang saja yang bertahan untuk sampai ke Busan.
Justru karena proses satu persatu dari mereka menjadi zombie, yang bikin gue jadi sedih. Yang tadinya saling menjaga dan menguatkan, kini satu persatu gugur dan mengalah karena kasih sayang #assik.
Keseluruhan film ini bagus dan menurut gue udah bisalah menyetarai film zombie fenomenal World War Z, ketegangan keganasan zombienya terasa dan justru bagi gue kesedihan atas kehilangannya jauh lebih kuat. Emosi penonton dimainkan karena sifat keegoisan yang ditonjolkan dibeberapa tokoh saat mereka mengalami rasa takut berlebih untuk bertahan hidup, dan juga kesedihan ketika satu persatu kelompok mulai berubah menjadi zombie.
Visualisasi zombie pada film ini juga sepertinya dipikirkan dengan baik, karena keganasannya terasa sekali bagaimana mereka memecahkan kaca dan berlari cepat untuk mengejar sisa-sisa manusia biasa. Gue paling kesel sama zombie yang larinya cepet apalagi yang bisa loncat gitu, jadi kebayang kalo ini bakalan terjadi #duh ga kebayang gaksih gengs.
Patut buat ditonton? Well gue rekomendasikan buat kalian, karena sejujurnya gue takut banget kalo nonton tentang zombie gitu jadi ini masih goodlah ga begitu dag dig dug ser.
7.5/10

Comments